Pekanbaru, (Riau24)-- Perusahaan minyak
asing PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), terus dibuat resah dengan
meningkatnya aksi pencurian minyak mentah yang kuat dugaan melibatkan
sindikat maling minyak dari Sumatera Selatan (Sumsel).
"Jadi
setelah ada upaya penegakan hukum di Sumsel, para pencuri minyak itu
pindah ke Riau karena itu angka pencurian meningkat di sini," kata
Senior Vice President Sumatra Operation CPI Albert Simanjuntak saat
pertemuan dengan SKK Migas di Pekanbaru, Kamis.
Pencurian
minyak mentah sempat menghebohkan di Sumsel pada tahun 2012 karena kuat
dugaan melibatkan sebuah sindikat. Para maling tersebut kerap menyedot
minyak mentah milik PT Pertamina langsung dari pipa penyalur minyak.
Menurut
Albert, tren pencurian minyak mentah milik CPI terus meningkat sejak
2012 yang rata-rata terdeteksi ditemukan tiga kasus setiap bulan.
Berdasarkan catatan CPI yang disampaikan ke SKK Migas, terhitung hingga
15 Maret 2013 sudha ada 38 kasus pencurian minyak mentah di Riau.
Kerugian minyak mentah yang hilang diperkirakan mencapai 4.700 barel.
"Cara
kerja mereka sekarang makin canggih dan profesional karena mereka punya
intel dan bersembunyi di gedung. Mereka juga terus membayang-bayangi
pekerja kami di lapangan," kata Albert.
Berdasarkan
kasus yang pencurian minyak mentah CPI yang terungkap pada 1 Oktober
2012 di Duri, Kabupaten Bengkalis, para pencuri itu melakukan "hot
tapping" langsung ke pipa minyak mentah di Kilometer 41 Jalan Lintas
Timur Sumatera. Sindikat pencuri minyak itu menggunakan dua truk tangki
dan ditemukan satu kolam penampungan di dalam sebuah rumah.
"Kami terus berkoordinasi dengan kepolisian setempat dan angka pencurian sejauh ini menurun," katanya.
Sumber: riau24.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon berkomentar dengan kata-kata yang baik, terima kasih...